TopMenu

Kamis, 03 Oktober 2013

Dua Pandangan Berbeda Mengenai Pelajaran Uang

Anda pernah diajari mengenai masalah uang di sekolah? Pasti pernah tetapi masalah pelajaran akuntansi.

Tetapi apakah anda pernah diajari masalah cara mencari uang atau tentang uang lainnya agar menjadikan anda mandiri dan kaya? Pasti tidak pernah. Guru mungkin menganggapnya hal yang tabu bila membahas uang.

Sekolah hanya mengajari anda bagaimana membuat anda pintar ilmu pengetahuan dan setelah lulus mencari pekerjaan atau melanjutkan untuk kuliah.

Bahkan sekolah SMA hanya memfokuskan belajar pengetahuan tanpa memikirkan mencari pekerjaan setelah lulus SMA. Berbeda dengan SMK yang sudah diarahkan belajar untuk kerja.

Jadi dalam sekolah tidak ada pelajaran yang membahas uang dan seputar uang agar menjadikan siswa bisa mandiri dalam hal uang dan kaya setelah lulus sekolah.

Kemungkinan pembahasan masalah uang diserahkan pada masing-masing orang orang tua.

Bila pembahasan uang diserahkan pada orang tua, maka akan seperti kisah Robert T Kiyosaki. Antara ayah dan ayah miskin memberikan pandangannya mengenai uang. Tragisnya mereka memberikan pandangan yang bertolak belakang.

Demikian kisah Robert T Kiyosaki mengenai kedua ayahnya (2008 : 2),

“Sebagai anak muda, mempunyai dua ayah yang kuat dan berpengaruh pada saya bukanlah soal mudah. Saya ingin menjadi anak yang baik dan mendengarkan, tetapi kedua ayah itu tidak mengatakan hal yang sama. Perbedaan pandangan mereka, terutama bila menyangkut soal uang, begitu ekstrim sehingga saya tumbuh dengan rasa ingin tahu yang besar. Saya mulai berpikir untuk jangka waktu yang lama tentang apa yang dikatakan oleh mereka masing-masing.”

Yang sering menjadi pembahasan dan perenungan Robert Kiyosaki adalah mengenai masalah uang, masalah cara mencari uang, bagaimana uang mempengaruhinya, dan tentang uang lainnya. Masalah penting ini, alias masalah uang, justru tidak dijelaskan dalam sekolah.

Salah satu alasan orang kaya makin kaya dan orang miskin makin miskin, menurut Robert T Kiyosaki (2008 : 3) adalah karena masalah uang diajarkan di rumah, dan tidak di sekolah. Sekolah hanya berfokus pada mengajarkan keterampilan dibidang pelajaran dan keterampilan profesional, bukan pada keterampilan finansial. Lebih jelasnya sekolah hanya berfokus menjadikan siswa menjadi tenaga kerja.

Bila pendidikan di Indonesia, siswa diajarkan mengenai dunia uang yang lebih jelas adalah diajarkan masalah bisnis dan investasi, maka pelajaran yang diberikan sekolah tidak hanya bertujuan untuk menjadi pekerja tetapi juga bertujuan untuk menjadi pengusaha atau investor.

Zaman sekarang justru lebih difokuskan pendidikan itu untuk menjadikan siswa mampu kerja mandiri atau bisnis dengan alasan karena sudah sempitnya lapangan pekerjaan di saat banyaknya yang bodoh dalam kerja mandiri atau bisnis.

Akhirnya, dari dua pandangan yang berbeda yang mempengaruhi Robert T Kiyosaki, ia memilih pandangan ayah kaya mengenai masalah uang. Sehingga Robert tidak memilih pandangan ayah kandungnya alias ayah miskin walaupun ayahnya memiliki gelar universitas.

Referensi: Robert T Kiyosaki, Rich Dad, Poor Dad, Terj, Gramedia, Jakarta, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar