Dalam pembahasan mengenai Segitiga B-I ini, produklah yang menjadi ujung tombak dari sebuah bisnis. Aneh kalau bisnis tidak ada produk yang dijual-belikan atau sekedar produk hiasan. Biasanya produk hiasan ada di dalam bisnis MLM yang artinya anggota tidak memanfaatkan produk tetapi cuma rekrut anggota. Maka dari itu, bisnis harus memperlihatkan produk (baca:termasuk jasa) sebagai bentuk transaksi bisnis.
Sehingga dapat dipastikan bahwa tidak ada produk maka tidak ada bisnis. Anda bisa melihat gambar di samping bahwa produk berada di urutan teratas. Maksud produk di sini termasuk produk bisnis yang berbentuk non fisik seperti bisnis jasa.
Apapun bisnis Anda, produklah yang menghasilkan profit untuk bisnis Anda. Produk merupakan ekspresi nyata sebuah misi bisnis. Tanpa produk maka misi bisnis hanya sekedar kata mati yang terpasang di dinding kantor. Sehingga misi dan produk harus saling berkaitan.
Seperti pernyataan Henry Ford yang misinya adalah ingin membuat mobil yang tersedia untuk masyarakat luas. Bukan hanya untuk kaum kaya. Sampai ada kalimat unik yaitu "Mendemokrasikan Mobil".
Apa yang terjadi bila misi bisnis harus sesuai dengan produk bisnis dan produk bisnis harus sesuai dengan misi bisnis dari pernyataan Henry Ford? Tentu dari mulai bahan, pemrosesan sampai menjadi mobil selalu berusaha untuk membuat mobil yang bisa terjangkau ke masyarakat luas.
Maka terciptalah mobil dengan harga terjangkau untuk masyarakat luas memengah-ke atas. Sehingga yang menikmati mobil bukan hanya orang kaya saja.
Jadi, produk benar-benar sebuah ekpresi nyata sebuah misi bisnis.
Tetapi, walau produk sebagai wujud nyata bisnis karena memang tidak ada bisnis kalau tidak ada produk, tetapi produk bukanlah yang harus selalu diperhatikan sampai-sampai melupakan sistem bisnis tersebut alias sistem produksi dan sistem lainnya.
Kalau melihat kasus kesuksesan KFC yang menjual sekedar ayam goreng sederhana. Mungkin banyak orang yang mampu membuat ayam goreng lebih enak dari ayam KFC.
Tetapi bila melihat sistem bisnis dari KFC, mungkin tidak banyak ahli masak ayam goreng yang mampu menyaingi KFC.
Memang produk juga yang menentukan laku atau tidaknya penjualan. Bila produk tidak enak, pasti tidak banyak orang yang membeli.
KFC yang sangat laku tentu karena ayam gorengnya enak. Tetapi karena sistem produksi yang benar-benar diperhatikan dalam pengelolaan ayam KFC dan lain-lain, tentu hal demikian yang membuat KFC bertahan sampai sekarang dan sampai di Indonesia.
Perlu ada manajemen produk bisnis agar rasa ayam KFC bisa sama di seluruh Indonesia bahkan dunia. Bila sistem bisnis pembuatan produk KFC berantakan maka tidak ada KFC yang sampai di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar