Sebelumnya, saya ingin menceritakan mengenai kisah tragis dari kehidupan Robert T Kiyosaki setelah mengalami kebangkrutan bisnis.
Pada tahun 1985, Robert T Kiyosaki bersama istrinya, Kim tidak punya lagi tempat tinggal dan hanya tinggal di dalam sebuah Toyota cokelat usang yang memang bisa digunakan untuk tempat tidur. Mereka tidak punya pekerjaan dan hanya sedikit sisa tabungan yang mereka punya (2007 : 11). Kenyataan pahit sudah mereka alami.
Robert Kiyosaki (2007 : 11) berkata, “Ketiga teman dan keluarga diberitahu tentang kesulitan kami, pertanyaan pertama mereka, ‘Kok kalian tidak cari kerja?’.”
Robert pun menjelaskan kenapa ia tidak ada niatan untuk cari kerja dan bekerja di tempat yang layak. Walau sia-sia saja menjelaskan kepada teman dan keluarga mengenai alasan tidak cari kerja: yaitu ingin membangun bisnis besar dan bebas secara finansial.
Walau tidak cari kerja, tetapi kadang melakukan pekerjaan serabutan cuma sekedar mempertahankan hidup dan menghidupkan mobil.
Memang bagi Robert dan Kim tidak sulit bila mendapatkan pekerjaan yang layak dan bergaji tinggi yang aman dan terjamin. Karena mereka lulusan perguruan tinggi dengan kemampuan kerja yang bagus.
Tetapi tidak pekerjaan yang di cari Robert dan Kim, tetapi kebebasan. Bila menyangkut kebebasan finansial maka tidak lain harus berada pada kuadran kanan yang memang berisi tentang kuadran B dan I (bisnis dan investasi).
Pada tahun 1989, Robert T Kiyosaki dan Kim sudah menjadi jutawan kembali dari bisnis baru setelah kebangkrutan bisnis sebelumnya. Tahun 1994, mereka mencapai yang mereka inginkan yaitu kebebasan finansial.
Hanya butuh waktu kurang lebih 9 tahunan untuk bebas finansial yaitu dengan menerjuni dunia bisnis dan menjual bisnis itu. Setelah bebas finansial, ia lebih aktif melakukan investasi kelas kaya.
Dari cerita di atas, sanggupkah anda anti kerja demi bisnis?
Saya yakin bagi yang belum punya keterampilan alias pendidian bisnis dan investasi tidak akan sanggup untuk tidak kerja demi bisnis.
Dunia kerja dengan dunia bisnis memang beda. Kerja dengan keamanan finansialnya (walau tidak pasti aman), jaminannya, dan kepastiannya. Tetapi bisnis dengan harapan-harapannya, dan ketidakpastiannya. Itulah sebabnya kenapa banyak orang yang ingin kerja daripada bisnis.
Tetapi bila kita membaca kisah kecil Robert yang sudah dididik tentang bisnis dan investasi, maka sangat masuk akal bila Robert lebih memilih tidak kerja karena memang sudah dibekali kemampuan bisnis.
Sehingga solusi untuk orang yang ingin menggunakan kata “Anti Kerja Demi Bisnis” harus memiliki pengetahuan terlebih dahulu mengenai bisnis. Pengetahuan yang dimiliki adalah pengetahuan rill alias hasil pengalaman-pengalaman.
Saya pernah membaca kisah seseorang berinisial JK S yang terjun ke dunia bisnis internet di tahun 2000 dalam keadaan gaptek dan modal sedikit. Padahal tahun itu belum terkenal masalah bisnis internet alias bisnis online. Belum lagi masalah gaptek yang masih melekat padanya.
Tetapi ia memaksakan diri untuk terjun ke dunia bisnis online sampai rela keluar dari kerjaannya DEMI BISNIS. Setahun mengurusi bisnis, kemudian ia pun sukses. Aneh? Memang Aneh!
Pas saya telusuri, eh ternyata ia sudah pengalaman dalam bisnis pemasaran jaringan dan sukses menjadi jutawan walau perusahaannya bangkrut, dan bisnis yang lain. Ia pun memiliki teman yang sudah pandai dalam teknologi. Intinya ia memiliki modal pengetahuan.
Bagi anda yang ingin membangun bisnis anda sendiri dalam keadaan masih kerja, jangan lepaskan pekerjaan anda hanya karena demi bisnis.
Bila pengalaman dan pengetahuan bisnis anda masih sedikit, justru akan membuat jiwa pekerja anda terkoyak dan anda sendiri yang menderita gara-gara keluar kerja demi bisnis.
Bangunlah bisnis anda sendiri saat dalam keadaan masih kerja di suatu perusahaan atau lembaga. Baru bila kondisi bisnis sudah lancar dan menghasilkan keuntungan yang mencukupi kebutuhan anda, barulah keluar dari kerja demi bisnis.
Setelah anda hanya fokus mengurusi bisnis, bangunlah bisnis lebih besar lagi atau bangun bisnis lebih banyak lagi dengan membuat sistem bisnis agar anda tidak banyak mengurusi bisnis. Inilah cara terbaik.
Bila bisnis anda sudah menghasilkan pasif income, barulah anda benar-benar membangun aset-aset lain selain di bisnis yang membuat anda bebas finansial.
Referensi: Robert T Kiyosaki, The Cashflow Quadrant, Terj, Gramedia, Jakarta, 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar