Selasa, 13 Agustus 2013

Membangun Bisnis Sambil Kerja Bila Tidak Mau Berhenti Kerja

Sulit memang bila mengurusi bisnis sambil kerja. Bukan tidak bisa tetapi sulit karena waktu harus dibagi dua. Kesulitan membangun bisnis saat keja bila memang bisnis itu berskala besar/sedang, bisnis jauh dari tempat tinggal.

Intinya adalah sulit membangun bisnis sambil kerja minimal harus berbagi waktu.

Banyak orang yang sukses membangun bisnis dengan memanfaatkan waktu libur mereka. Di hari libur, mereka memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Robert Kiosati pun memberikan pendapatnya agar mengikuti bisnis pemasaran jaringan. Seperti apa yang dikatakan Robert (2008 : 37) dalam buku “Business School”,

“Salah satu keunggulan bisnis pemasaran jaringan adalah biaya masuknya yang rendah. Sebuah waralaba seperti McDonald’s harganya paling sedikit satu juta dollar untuk saat ini. Jadi kalau anda mempunyai satu juta dollar atau bank bersedia meminjami anda satu juta dollar, anda mungkin ingin terjun dan membeli sebuah waralaba. Tetapi kalau anda tidak punya uang sebanyak itu maupun waktu untuk terjun secara purnawaktu mempelajari operasi waralaba, maka bisnis pemasaran jaringan mungkin adalah yang terbaik bagi anda. Keunggulan besar bisnis pemasaran jaringan adalah anda dapat tetap berada dalam kuadran E dan S dan memulai bisnis paruh waktu di kuadran B. dengan cara seperti itu, anda bisa menggunakan waktu anda untuk memperoleh pendidikan yang anda butuhkan. Tanpa melalui rasa sakit, kesengsaraan, dan resiko finansial yang saya lalui untuk mendapatkan pendidikan saya.”

Tetapi tidak untuk saya, menyarankan anda untuk mengikuti bisnis pemasaran jaringan alias bisnis MLM. Lebih baik anda menjalani bisnis internet karena walau hanya menggunakan dua alat seperti komputer dan modem, anda bisa menghasilkan banyak uang.

Dulu di bisnis MLM, saya hanya mengharapkan mendapat dua member alias downline saja sulitnya bukan main (ditambah harus membuang-buang uang hanya untuk ongkos/tiket untuk ke pertemuan sia-sia).

Sulit cari member, karena saya tidak tahu ilmunya. Kalaupun sudah mengerti ilmu mencari member pun, persepsi orang pada MLM sudah menganggapnya “sistem utung di atas”. Ya sudah adik saya saja diajak dan saya bayarin pendaftarannya.

Pernah saya bertemu dengan seseorang cewe sehabis presentasi, lalu tanya, “Kenapa anda ikut bisnis MLM?”

Jawabnya, “Ya cuma iseng-iseng menambah pengalaman, menambah teman.”

Kenyataannya, pengalaman yang diproleh tidak bisa untuk dijadikan modal membangun bisnis.

Pertemanan pun hanya sebatas, “Kalo lo nguntungin gue, lu teman gue”. Sebagai bukti, upline kepada saya malah sudah tidak merespon hadir saya bila sudah menjadi obrolan biasa yang bukan tentang MLM.

Tetapi setelah terjun ke bisnis internet walau hanya iseng-iseng menjalankan mencari uang, saya tiap bulan dapet saja walau minimal 150.000

Dalam kutipan Robert diatas hanya pengecualian. Robert Kiyosaki hanya menyarankan untuk mengikuti bisnis MLM yang bagus rancangan pendidikannya yang bisa sebagai modal membangun bisnis di MLM dan lain-lain.

Sekarang bisnis internet sudah menggantikan posisi bisnis MLM yang bisa dikerjaan paruh waktu tanpa harus meninggalkan pekerjaan tetapnya.

Bisnis MLM dinilai gagal mendidik seseorang untuk menjadi pebisnis tetapi berhasil mendidik seorang menjadi pemalas dan sukses menjadi penjual.

Ya, memang member MLM sangat rajin bila memang ada prospek, bila ada acara presentasi, pertemuan-pertemuan lain. Tetapi kegiatan itu tidak untuk mendidik menjadi pebisnis. Mereka males mempelajari dunia bisnis selain bisnis MLM.

Bila anda ingin bisnis yang bisa dikerjakan paruh waktu maka anda bisa melalui bisnis internet. Panduan-panduan bisnis pun banyak, lengkap tidak seperti panduan bisnis MLM. Seminar-seminar bisnis internet yang benar-benar mendidik bisnis pun sering ada.

Referensi: Robert T Kiyosaki, Business School, Terj, Gramedia, Jakarta, 2008



Tidak ada komentar:

Posting Komentar